Thursday, September 25, 2008

MUDIK YOOOK!!! (PART 3; CAR)

Wheeww...tanpa terasa Lebaran udah makin dekat. Bahkan hitungannya udah nggak sampai sepuluh hari lagi. Sebuah latihan diri yang sangat berarti, terutama bagi umat Islam yang beriman, untuk bisa menjalani hidup diluar Ramadhan dengan lebih baik lagi, karena sudah ditempa di kawah candradimuka yang bernama puasa.

Oke, kalo di tulisan yang lalu khusus dibahas tentang persiapan untuk roda dua (bahasanya polisi nih!) atau sepedamotor, sekarang saya pengen coba berbagi dengan temen-temen semua, yang nantinya bakal mudik naik mobil. Memang sekarang (pada saat blog ini ditulis) sudah H-6 alias 25 September 2008. Tapi kalau ada diantara teman-teman yang masih belum mudik, nggak ada salahnya melakukan final inspection alias pemeriksaan akhir, supaya waktu mudik nanti, bener-bener sudah nggak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, dan juga nggak perlu takut kalau ada apa-apa dalam perjalanan.

Yang pertama, kita lihat dulu hal-hal yang sepele di balik kap mesin mobil, atau dibawah bangku supir kalau yang mesinnya disana, seperti seperti Daihatsu Gran Max atau Suzuki Carry dan APV. Yang pertama inspeksi cairan dulu. Pastikan air radiator terisi penuh berikut tabung reservoirnya. Periksa ulang kalau-kalau ada kebocoran. Mumpung belum terlambat, bisa dibawa ke tukang patri radiator. Kalau yang airnya sudah lama ngendon didalam, lebih baik dikuras saja, sekalian itung-itung membersihkan bagian dalam radiator. Kalau mau, bisa juga pada saat pengurasan, sesudah air didalam radiator habis semua, bisa ditambahkan radiator flush waktu mengisi ulang. Untuk proses ini, radiator nggak perlu diisi sampai penuh. Sesudah itu, nyalakan mesin kira-kira lima menit sampai air bersirkulasi dengan baik, kemudian matikan, tunggu sesaat sampai mulai dingin, dan buka tutup pembuangan air radiator. Biarkan air kembali keluar sampai habis. Sesudah itu, baru deh diisi dengan air lagi. Oya, kalau mobil Jepang memang lebih fleksibel, karena masih ditolerir kalau ngisinya pakai air PDAM. Tapi kalau mobil Eropa, umumnya harus pakai air destilasi seperti air aki yang botolnya warna biru (ingat!! bukan accu zuur yang botolnya warna merah!!)

Untuk penggunaan radiator coolant, bisa diisi langsung pada saat pengisian radiator, atau kalau mau dicampur juga nggak masalah. Jangan lupa isi juga tabung reservoir dengan radiator coolant, karena memang cairan satu ini punya titik didih lebih tinggi dibandingkan air biasa. Khusus mobil-mobil keluaran Eropa, kalau ingin mengisi radiator dengan full radiator coolant, ada baiknya konsultasikan dulu dengan bengkel langganan anda, supaya nanti tidak terjadi salah perlakuan.

Oke, cairan berikutnya adalah oli mesin. Yang satu ini mutlak kudu wajib diperiksa, karena memang fungsinya sebagai pelumas utama dari mesin, yang membuat lancar tidaknya depot tenaga mobil anda. Periksa kualitasnya dengan memperhatikan stik pengukur atau dipstick. Kalau warnanya tidak lagi kuning bening, bahkan sudah mulai mirip kopi susu, sebaiknya diganti. Begitu juga kalau kuantitasnya sudah berada di titik lower atau L pada dipstick, sebaiknya diganti. Biar lebih enak, sekalian ganti saja dengan filter olinya. Jadi waktu mudik udah nggak perlu kuatir lagi dengan oli dan filternya. Masih tentang oli, cek juga waktu pemakaian oli transmisi anda. Kalau memang sudah waktunya, atau kalau sudah tinggal seribuan kilometer, segera diganti. Untuk yang bertransmisi matik perlakuannya juga sama. Sementara oli berikutnya adalah oli power steering. Kalau memang ketinggiannya sudah berkurang, segera tambahkan sampai batas yang ada pada stik pengukur.

Sip!! Berikutnya monggo diperiksa kondisi aki. Kalau yang maintenance free tinggal dicek terminal positif dan negatifnya. Kalau ada kotoran segera bersihkan, dan semprot dengan penetran macam Sonax atau WD40 untuk pembersihan lebih lanjut, sekaligus menjadi pelapis dari ancaman kotoran. Untuk yang model biasa, periksa ketinggian air aki, jangan sampai kurang dari garis Lower. Kalau memang sudah sampai batas itu, segera isi sampai ke garis batas Upper. Ingat!!! Jangan sampai diatas garis Upper, karena justru akan berdampak munculnya kotoran berwarna putih di kutub aki, akibat kondisi yang terlalu basa, dan sel aki akan bekerja lebih keras menguapkan air aki supaya kondisi keasaman atau pH-nya seimbang.

Langkah berikutnya, perhatikan tekanan angin ban. Kalau sudah punya pengukur tekanannya, monggo dicek apakah sudah sesuai dengan standar pabrik atau belum. Khusus yang pelek dan bannya udah ganti dengan diameter lebih besar atau bannya lebih tipis, bisa ikuti anjuran pabrikan ban yang dipakai. Kalau perlu, tekanan angin bisa ditambahkan antara 3-5 psi dari standar, karena tentunya mobil akan bermuatan lebih berat dari biasanya.

Selain tingkat kekerasan tekanan angin ban, periksa juga kaki-kaki seperti ball joint, tie rod, cross joint dan juga suspensi. Cara paling gampang, coba dongkrak mobil anda, kemudian coba rodanya diputar dan digoyang keluar dan dalam. Kalau kemudian ada gejala speleng atau ada jarak yang cukup lumayan, waspadalah dengan komponen-komponen joint yang saya sebut tadi. Segera perbaiki atau diganti bila perlu di bengkel langganan anda. Untuk suspensi, selama ayunan masih terasa seperti standar ketika anda beli, tidak ada masalah. Kalau ada bunyi decit, umumnya ini di mobil yang masih pakai per daun dibelakang, artinya sudah mulai ada masalah dengan salah satu atau beberapa lembar per daunnya. Cara sederhana sih tinggal dikasih gemuk atau grease, insya Allah beres. Kalau toh harus ganti, cukup ganti lembar yang bermasalah dengan yang baru. Jangan lupa juga untuk ngecek kampas rem anda. Caranya sih tinggal perhatikan ketinggian minyak rem dibalik kap mesin. Kalau sudah mulai turun (bukan bocor), berarti kampas rem sudah mulai menipis. Kalau turunnya masih di batas atas, insya Allah tidak ada masalah dan masih cukup aman. Tapi kalau tidak mau khawatir, monggo diganti dengan kampas rem baru.

Oke lanjut ke pemeriksaan kelistrikan. Nyalakan lampu kota, lampu utama dan sein. Pastikan semua berfungsi dengan baik, termasuk cobalah kerja wiper anda, apakah masih baik atau sudah kurang baik lagi sapuannya. Segera ganti kalau memang karetnya sudah getas. Di pasaran harganya juga cukup terjangkau, dan tinggal pilih mau yang genuine atau yang aftermarket. Untuk lampu mobil, memang ada banyak pilihan aftermarket, bahkan yang HID Xenon. Untuk jenis terakhir ini memang aplikasinya cukup mudah dan harganya terjangkau. Kalau ingin pakai jenis ini, sebaiknya pilih yang derajat Kelvinnya tidak terlalu tinggi, di kisaran antara 3200-6000 Kelvin. Karena kalau sudah diatas itu, sinar lampunya akan cenderung kebiruan, dan ini jadi masalah ketika anda berhadapan dengan hujan. Ingat! BMG sudah memperkirakan akan ada perubahan cuaca mendadak ketika Lebaran tiba. Jadi, tidak ada salahnya untuk antisipasi lebih awal.

Kalau semua sudah beres, tinggal persiapkan barang-barang yang akan dibawa. Biarpun pakai mobil, jangan sampai anda mudik tapi bawaannya seperti orang pindah rumah. Ingat! Mudik hanya seminggu atau beberapa hari lebih. Bawa saja barang seperlunya. Kalau toh mungkin bagasi mobil tidak mencukupi, anda bisa manfaatkan produk-produk roof rack atau roof box yang banyak di pasaran. Bawaan aman, dan anda tidak perlu khawatir kalau ingin memuat barang yang agak banyak. Tapi hati-hati juga kalau sudah mengaplikasi rak atap tambahan ini, karena pengaruhnya terhadap pengendalian akan sangat besar. Sebaiknya tidak ngebut dan zigzag.

Oke, semoga beberapa hal yang saya uraikan ini bisa jadi sesuatu yang bermanfaat. Mudah-mudahan mudik teman-teman nanti lancar, biarpun sekarang mulai terjadi peningkatan arus lalulintas, terutama di jalur-jalur yang biasanya jadi langganan macet seperti di kawasan Pantai Utara. Tetap mengemudi dengan aman alias safety driving, dan manfaatkan tempat-tempat istirahat atau posko siaga dari ATPM mobil anda atau sponsor-sponsor lainnya, untuk sekedar melepas lelah sejenak, atau untuk memeriksa ulang kondisi mobil sebelum sampai ke tujuan. Selamat Jalan, Semoga Selamat dan Lancar Sampai Tujuan

Wednesday, September 17, 2008

MUDIK YOOOK!!!

Gara-gara habis keliling situs-situsnya temen-temen dan ngobrol dengan salah satu temen tentang sekilas rencana mudik, jadi inget kalau yang namanya mudik itu merupakan sebuah ritual yang setiap tahun dilakukan masyarakat Indonesia, nggak cuma di Jawa saja, tapi juga di berbagai daerah. Namanya saja ritual masyarakat Indonesia, jadi dimanapun berada, asal masih bernama NKRI, jelas mereka pasti mengalami, atau minimal ikut merasakan gegap-gempita alias euforia fenomena setahun sekali ini.

Memang sih, acara yang satu ini selalu bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri yang menjadi bagian tak terpisahkan dari umat Islam. Disaat inilah umat Islam (yang beriman) merayakan kemenangannya atas perjuangan melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan selama 30 hari. Tidak cuma menahan lapar dan haus, tapi juga segala nafsu yang lain, termasuk nggosip (hayooo...pada nonton infotainment nggak?? hehehe!!). Dibilang untuk yang beriman, karena kan udah tertulis tuh di Al Qur'an surah Al Baqarah 183. Bunyi pertamanya aja udah Hai orang-orang yang beriman.....

Saya sudah coba merunut mulai kapan peristiwa mudik itu terjadi, tapi sampai beleken melototi sejarah ritual yang satu ini di berbagai situs, tetap saja tidak ditemukan, siapa sih yang mulai bikin acara seperti ini, dan kapan acara itu dilangsungkan pertamakali. Sudahlah, mungkin itu jadi bagian yang tidak perlu dibahas terlalu dalam. Yang penting, mau Lebaran mudik, titik!!

Dan kalau sudah berhadapan dengan kata mudik, jelas fenomena yang terbayang adalah riuh rendahnya orang melakukan persiapan, nggak peduli muslim atau bukan, yang penting kalau sudah ketemu Lebaran, pasti mudik dan silaturahim di jalan. Memang saya amat jarang sekali melakukan ritual ini, karena memang sudah terlalu sering bolak-balik Surabaya-Bandung, tempat asal ayah saya, dan itu selalu menggunakan transportasi umum seperti kereta api atau pesawat. Dan begitu ngerasain sendiri sebuah perjalanan Surabaya-Jakarta nyetir sendiri dengan mobil sekitar 8 tahun lalu untuk pertamakalinya, baru deh terasa betapa mengasyikkannya memang, sebuah ritual yang bernama mudik itu. Biarpun memang harus umpel-umpelan dengan pengendara lain, dan tidak jarang harus menahan diri karena ulah beberapa pengendara yang slonong boy zonder permisi alias ugal-ugalan dalam berlalu-lintas, tidak membuat nyali saya, adik, dan dua sepupu saya waktu itu, untuk reli wisata dari Surabaya ke Jakarta (reli wisata? maksudnyaa...?? )

Ngomong-ngomong tentang persiapan mudik, sekarang sudah mulai terasa banget, terutama karena beberapa media otomotif negeri ini sudah mulai menyertakan peta, atau booklet tentang persiapan-persiapan kendaraan menjelang mudik sampai pasca mudik, termasuk persiapan pengemudi dan tentu keluarga yang dibawa. Mulai dari sekedar cek mesin, ganti oli, ganti fast moving seperti kampas rem, busi, atau kampas kopling, sampai persiapan kalau-kalau pas ngisi bengsin ditengah perjalanan, dapet yang kualitasnya buruk. Tentu memang harus diingat, kalau memakai cairan atau alat peningkat kualitas bahan bakar, harus dilihat secara jeli. Kalau yang berbentuk cair, pastikan isinya tidak mengandung timbal, sehingga kendaraan anda, terutama mobil, yang menggunakan catalytic converter alias penyaring gas buang untuk mobil berbahan-bakar bensin tanpa timbal, tidak sampai rusak karena unsur timah yang memang jadi biang penyumbat alat satu ini. Kalau yang berbentuk alat, pastikan juga kualitasnya mumpuni, dan sesuai dengan klaim pabriknya. Atau kalau bingung, silakan cari referensinya di media-media otomotif yang beredar di negeri ini. Menjelang Lebaran, pasti deh media seperti ini, termasuk radio dan televisi, berlomba-lomba menampilkan persiapan mudik sebagai menu utamanya.

Fenomena mudik yang kedua, coba aja tengok di mal atau pusat perbelanjaan. Sekarang udah makin banyak tawaran-tawaran diskon, mulai dari yang cuma sepuluh persen, sampai yang nyaris gratis. Dan lagi, pernak-pernik yang ditawarkan juga beragam. Mulai baju koko, mukena, busana muslim, sampai busana anak-anak. Belum lagi aksesoris-aksesoris lain yang kira-kira bisa mempercantik penampilan pas pulang ke ndesa masing-masing, plus makanan-makanan ringan dalam bentuk eceran maupun yang sudah kemasan dalam parcel.

Kalau sudah berjumpa momen seperti ini, jujur saya merasakan ada sesuatu yang berbeda, sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan (awas jangan ngeres, hehehe!). Apalagi insya Allah tahun ini saya juga termasuk yang melakukan ritual mudik (lagi), biarpun bukan lagi ke Bandung atau Jakarta tempat orangtua saya bermukim sekarang. Untuk tahun ini, saya bakal mudik ke kampung halaman mertua di kawasan Brebah Sleman Jogjakarta, sekaligus ngenalin putri saya ke keluarga yang ada disana. Sejak lahir sih memang dia belum pernah kesana, kecuali ke kampung halaman mbah putrinya di Jatirogo Tuban sekitar 3 tahun lalu. Tapi memang dulu pas habis nikah, waktu istri masih hamil 3 bulan (dan tentunya masa itu dianggap masa paling rawan, karena itu adalah anak pertama), pernah saya ajak ke Jogjakarta bareng adik sepupu saya. Cuma bertiga memang, karena waktu itu mertua lagi mudik ke Jatirogo. Alhamdulillah nggak ada masalah, dan mudah-mudahan bidadari mungil saya yang sekarang udah TK ini tetap sehat sampai pulang lagi, amiiinn.... Apalagi beberapa kali ke Jatirogo yang juga merupakan perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah ini, fisiknya juga bagus.

Persiapan? Tentu dong! Terutama karena akan menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 450 kilometer, tentunya butuh preparasi yang oke punya. Berhubung sekarang sudah nggak terikat waktu kerja lagi, jadinya saya punya waktu jauh lebih banyak buat siap-siap. Mula-mula, bangku tengah mobil saya lengserkan paksa tanpa mereka bisa protes. Dan sesudah ukur sana ukur sini, kasur busa dikamar yang jumlahnya dua biji, saya ambil satu, saya potong sedikit, menyesuaikan ukuran kabin mobil, dan simsalabim!! Jadi deh tempat selonjoran dan berbaring yang nyaman buat mudik nanti. Buat pengisi ruang kosong di pijakan kaki, karena sasis tangga yang dianut mobil saya membuat konstruksi bangku tengah dan belakang bertingkat, saya isi pakai potongan busa kasur yang saya ambil tadi. Sengaja saya nggak copot bangku belakang, biar nanti kalau muat barang banyak nggak sampai kebrukan alias kejatuhan. Nggak enak banget kan kalo pas enak-enak jalan kepala pada benjol kejatuhan koper? hehehe!

Berikutnya, mulai ngumpulkan peranti yang perlu dibawa, seperti busi cadangan, peralatan buat mempercantik mobil seperti lap mikrofiber, chamois, shampo mobil, sampai pemoles dan pembersih kacanya, plus dua botol octane booster yang punya fungsi ganda sekaligus sebagai fuel conditioner, biar kalau pas ngisi ditengah jalan, dan dapet bensin yang kualitasnya nggak bagus, masih bisa diminimalisir dampak buruknya ke mesin. Next step, saya mau ganti oli mesin dan transmisi, karena kebetulan juga dari catatan perawatan, sudah waktunya cairan-cairan ini diganti, termasuk filter oli dan filter udaranya. Selain itu, saya juga udah nyiapin radiator coolant buat gantiin yang udah lama ngendon di radiator, sekaligus saya kuras radiatornya. Kemudian, saya juga udah ancang-ancang buat nyetel ulang remnya, karena waktu tune up di awal bulan, sama mekanik udah dibilangin kalo kampas remnya masih bagus. Oya, wiper juga saya ganti, karena memang pas sudah waktunya, dan itu bisa dilihat dari kualitas sapuannya ke kaca yang sudah nggak begitu bersih lagi, apalagi menurut prakiraan cuaca BMG, Lebaran bakal berlangsung ditengah cuaca pancaroba, dimana hujan bisa turun dengan tiba-tiba ditengah panas terik yang menyengat. Oke, persiapan mobilnya udah selesai, tinggal masukin peralatan macam tool kit, P3K, dan dongkrak buaya. Dasar udah hobi, apalagi dulu pernah jadi host dan produser acara Bincang Otomotif di Radio Suara Surabaya, alhamdulillah jadinya segala persiapan itu otomatis sudah saya lakukan dengan sendirinya.

Disaat persiapan ini, bapak mertua saya juga bilang, sebelum ke Jogja, nanti mampir ke Jatirogo dulu jemput embah putri istri saya, karena terakhir kali beliau ke Jogja ya sudah lebih dari 30 tahun lalu, waktu pas mantu dulu. Insya Allah saya sekeluarga bakal berangkat sekitar H-3, dan lanjut ke Jogja sehabis sholat Id. Memang sih Lebarannya juga masih jauh. Tapi daripada saya gedandapan alias kalang-kabut dan akhirnya nabrak sana-sini buat persiapan, lebih baik saya lakukan dari sekarang. Toh, putri saya malah seneng karena sekarang mobilnya udah bisa dipake tidur dengan nyaman. Lagipula, daya angkutnya tetap bisa muat 8 orang. Bahkan minggu lalu pernah rekor 12 orang sekaligus, mirip angkot, hehehehe!

So, buat teman-teman yang memang mau pulang ke kampung halaman, ada baiknya sekarang udah mulai nyicil persiapannya, mumpung masih ada 12 hari lagi. Ingat, 12 hari itu nggak kerasa lho! Buktinya, nggak kerasa juga kan kalau ternyata puasa kita udah masuk hari ke-18 (persis pas saya nulis blog ini). Kalau nanti udah pada terima THR, kan enak tuh tinggal melengkapi yang masih kurang, asal jangan terlalu banyak aja. Ingat juga, kecelakaan di jalan sering terjadi karena pada saat mudik, mobil dan sepedamotor kita sering dapet siksaan tambahan dengan bawaan berlebihan, bahkan sampai harus ditaruh diatas atap, atau kalau yang sepedamotor, para mudikers sampai harus pasang penyangga tambahan dibelakang boncengan, supaya bisa bawa barang banyak. Dengan kondisi ini, pengendalian juga jadi tidak sestabil biasanya, dan tentunya beresiko membuat perjalanan ke kampung halaman anda, jadi perjalanan menuju rumahsakit dan kuburan. Jadi, pertimbangkan segala sesuatu, dan tetap hati-hati di jalan. Ingat! Di jalan pun kita juga berinteraksi dengan sesama pengendara, sehingga saling toleran juga sangat dibutuhkan, disamping kita harus pintar-pintar meredam emosi supaya nggak terpancing dengan ulah sebagian pengendara yang ugal-ugalan.